Guru Profesional

Oleh ,  A Sampurno


Jika anda diminta memilih sebuah analogi atau persamaan profesi guru, anda pilih yang mana, apakah lilin yang menerangi lingkungan sekitar atau sebuah teko yang menuangkan air. Keduanya sama-sama menariknya, saya lebih memilih falsafah guru sebagai teko yang memberikan air pada gelas-gelas yang kosong. Jika falsafah itu yang dipilih itu berarti sebagai guru, diri kita ini tidak boleh ‘kosong’ karena jika itu terjadi apa yang bisa kita berikan pada gelas (murid) kita yang memerlukan bantuan kita sebagai guru dalam hal pengetahuan dan ilmu baru. Ini berarti guru mesti mau dan gemar belajar kembali, agar hal yang ia berikan pada siswa adalah hal yang baru.

Saat ini ada sebutan yang sudah mulai lazim digunakan yaitu Professional development atau PD. Istilah tersebut mengacu pada cara guru atau lembaga meningkatkan dirinya sendiri lewat pelatihan dan lain lain. Semuanya mengacu pada satu proses ‘guru belajar kembali’. Sayangnya banyak sekolah masih menjadikan proses ini sebagai proses yang mahal, misalnya pelatihannya di tempat wisata atau dikemas dalam bentuk studi banding ke luar negeri. Jika dana tersedia atau sekolah kuat dalam pembiayaan tidak menjadi masalah saja, sayangnya acuannya cuma dana jadinya tidak ada dana tidak ada peningkatan kompetensi guru.

Berikut adalah beberapa prinsip cara guru meningkatkan kompetensinya sendiri.

Lakukan kegiatan peningkatan kompetensi dengan banyak cara dan metode. Siapa saja jadi presenternya, asal sesuai topik . Guru belajar lagi itu keharusan dan belajar bisa dari siapa saja yang penting ilmu bertambah. Belajar bisa dari guru senior, guru yunior, murid sendiri, atau dari kepala sekolah. Sekarang pelatihan/peningkatan kompetensi guru bisa dilakukan kapan saja, pulang sekolah 1 jam pun cukup, asal rutin, paling lama adalah 2 minggu sekali. Alternatif pelaksanaan Pelatihan kompetensi guru bisa macam2, dari acara bedah buku, sampai lihat film pendidikan bersama lalu dibahas sebagai diskusi antar professional. Alternatif lain, jika ada teman yang baru studi banding atau menghadiri presentasi bisa diminta presentasi.

Singkirkan dulu alasan-alasan, mulai perbanyak sebab kenapa sebagai guru kita mesti belajar lagi. Banyak guru senior menolak untuk belajar, dengan alasan ‘buat apa saya belajar lagi toh saya sudah mau pensiun?’ Naah menurut saya saatnya guru muda tampil beri contoh, dampingi. Jangan salah bukan hanya guru senior, guru yunior pun banyak yang malas, alasannya ‘bikin (menambah) pekerjaan aja’. Guru belajar lagi? pastinya menambah kerjaan, tapi faedahnya, murid senang, guru juga karena murid lebih enjoy saat dia mengajar. Sudah bukannya jamannya lagi, guru disuruh atasan (atau cari sertifikat) baru mau belajar. Memang pernah ada suatu masa penataran/seminar/workshop jadi ajang mencari sertifikat, apapun temanya mau nyambung atau tidak dengan bidang si guru akan diikuti sepanjang ada sertifikatnya.

Biarkan guru memilih topik pelatihan
Sekarang topik pelatihan guru, bisa di vote, kepala sekolah tanya guru mau pelatihan apa?   Gunakan teknologi pakai situs surveymonkey untuk voting. Sebuah topic yang diminati akan banyak mendapatkan pemilih. Tugas kepala sekolah untuk mencarikan pembicara atau orang yang ahli. Bisa dari guru yang berasal dari sekolahnya sendiri, bisa juga dari luar yang berkompeten.  Banyak contoh yang membuktikan jika guru diminta memilih topic maka ia akan senang dan semangat mengikuti pelatihan. Sebaliknya model pembinaan guru yang temanya diambil dari yang lagi populer, cuma membuat guru sadar sejenak habis itu lupa

Dalam mencari pembicara pelatihan kompetensi guru, jangan silau pada gelar akademis, cari orang yang bisa mengajarkan guru hal yang aplikatif. Saya sering mendengar keluhan dari teman-teman guru yang hadir pada seminar atau pelatihan untuk guru. “Tema seminarnya sih ok, dan pembicaranya pun hebat-hebat dari universitas ternama”, begitu biasanya mereka katakan namun saat saya tanyakan apa yang bisa diterapkan dikelas, rekan saya itu kebingungan. Hal ini sangat wajar karena pembicara yang berasal dari akademisi biasanya berbicara dalam tataran konsep. Sebuah hal yang walaupun diperlukan namun kurang bisa langsung diterapkan oleh guru. Saran saya carilah orang yang bisa mengajarkan pengetahuan dan mengajarkannya secara aplikatif. Dijamin guru akan mengajar dengan cara yang baru karena guru haus akan tips dan trik terbaru dalam mengajar.

Gunakan social media sebagai sarana peningkatan kompetensi. Menggunakan sosial media untuk peningkatan kompetensi guru, pasti bisa. Banyak sekali cara meningkatkan diri lewat social media, silahkan bergabung di halaman Facebook organisasi guru, di situ ada banyak diskusi  yang mencerahkan soal pendidikan. Di twitter ada obrolan #twitedu dan #gurarutalk yang temanya berganti setiap minggu. Disana banyak pendidik dari seluruh Indonesia berbincang dan berdiskusi. Jika anda sudah punya akun di twitter ikuti orang yang cocok untuk peningkatan kompetensi yang anda butuhkan, coba untuk berinteraksi dijamin mereka akan reply dan dengan senang hati berbagi pengetahuan.

Pendidikan dan Latihan

Mengikuti Pendidikan dan Latihan Peningkatan Kompetensi Guru Bidang Studi Pkn, yang dilaksanakan oleh Balai Peningkatan Kompetensi Guru (BPKG) Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, pada tanggal 02 sd 06 Juni 2012, bertempat di Hotel Cahaya Prima Mayang Jambi.



Kegiatan tersebut diikuti Kepala Sekolah dan Guru oleh Perwakilan dari Kota/Kabupaten se Provinsi Jambi, sebagai wahana untuk mengembangkan potensi guru untuk menjadi profesional . Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Drs. H Idham Chali, ME. Dalam Kegiatan tersebut alhamdulillah saya keluar sebagai Peserta Terbaik Tiga._

Perubahan Blog





Semula Blog saya bernama/berjudul sitisulatun-70.blogspot.com, dan sekarang berubah menjadi Siti Sulatun blogspot com, berlaku sejak hari  ini Rabu Tanggal 04 April 2012, sedangkan isinya tetap sama dan akan bertambah lagi, terima kasih.

Blog merupakan singkatan dari web log yang artinya adalah suatu bentuk aplikasi/layanan web yang dibuat untuk memudahkan user dalam mempublikasikan informasi yang dimilikinya melalui tulisan-tulisan yang dimuat dalam sebuah postingan atau sebuah artikel (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Blog). 

Blog sendiri mempunyai fungsi yang sangat beragam seperti menjadi sebuah catatan harian, menjadi media publikasi, sampai dengan menjadi sebuah web portal bagi perusahaan(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Blog).

Kartu Pegawai Elektonik


MUARABUNGO - Pemerintah melakukan perubahan kartu pegawai negeri sipil (PNS) yang akan diubah ke elektronik. Kartu PNS elektronik (KPE) akan menjadi kartu multifungsi bagi PNS untuk mendapatkan berbagai layanan.

Selain berguna untuk urusan kepegawaian, Taspen, Askes, Bapertarum, kartu ini juga bisa dijadikan sebagai kartu ATM. "Jadi PNS ngambil gaji di BPD Bank Jambi bisa dengan kartu elektronik," jelas Hasnah, Kabid Perencanaan dan Informasi BKD Bungo. 

Menurutnya, untuk melakukan pengurusan itu PNS akan diambil sidik jari, foto dan kelengkapan berkas lainnya. Pelaksanaannya akan dimulai dari tanggal 23 April hingga 3 Mei 2012. Tidak hanya diwajibkan untuk mengurus kartu ini, PNS juga diwajibkan membuka rekening Bank Jambi.

"Nantinya, semua PNS akan menerima gaji lewat rekening, nah dengan KPE ini nanti PNS bisa ambil gajinya," tukas Hasnah.

Dikatakannya, bagi PNS yang tak mengikuti aturan dengan ikut foto dan sidik jari sesuai jadwal yang ditentukan, bisa tidak memiliki KPE. Dengan tidak punya KPE, otomatis data PNS tersebut akan bermasalah. Apabila akan mengurus KPE diluar jadwal yang ditentukan harus mengurus sendiri ke BKN.

"Ini kan dibiayai negara, foto dan sidik jari serta kartunya itu gratis. Tapi kalau tak mengurus, ya rugi sendiri. Yang jelas kita sudah memberitahu jadwal tersebut kepada seluruh SKPD yang ada," tandasnya.(swi)

Syarat Pencairan TP

Untuk persiapan cairnya tunjangan profesi 2012, para guru penerima TPP perlu memahami persyaratan yang diperlukan dibawa ke bank saat mengambil tunjangan. 
Sampai saat ini, info kapan cairnya tunjangan belum ada petunjuk resmi.Berikut persyaratan/prosedur yang dipublikasikan pada http://p2tkdikdas.kemdiknas.go.id/:  selain mengisi formulir, guru juga diminta untuk membawa dokumen:
Umum
Foto kopi KTP
Surat Keterangan dari Kepala Sekolah yang menyatakan yang bersangkutan merupakan guru di sekolah tersebut dan surat keterangan memuat antara lain: NUPTK, NRG, Nomor Peserta, dan alamat sesuai KTP.
Syarat Khusus
Apabila terjadi perbedaan NUPTK, guru yang bersangkutan harus membawa foto kopi Sertifikat Pendidik atau SK Tunjangan Profesi pada Tahun Anggaran 2012.
Apabila terjadi perbedaan nama antara KTP dan SK dan nama di rekening, guru yang bersangkutan harus membawa surat keterangan dari Kepala Sekolah.
Guru Mutasi
Dokumen di atas ditambah dengan:
Foto kopi Surat Keputusan mutasi bagi PNS
Surat Keterangan mutasi dari Yayasan/Komite/Kepala Sekolah bagi Non PNS.

Langkah Cari NUPTK


NUPTK (Nomor Unik Pendidik & Tenaga Kependidikan) adalah nomor identitas yang bersifat nasional untuk seluruh PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan).
NUPTK terdiri dari 16 angka yang bersifat tetap karena NUPTK yang dimiliki seorang PTK tidak akan berubah meskipun yang bersangkutan telah berpindah tempat mengajar atau terjadi perubahan data periwayatan.
NUPTK diberikan kepada seluruh PTK baik PNS maupun Non-PNS sebagai Nomor Identitas yang resmi untuk keperluan identifikasi dalam berbagai pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengna pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

Data NUPTK yang selama ini dipublikasikan melalui www.nuptk.info sudah ditutup dan dialihkan ke situs PMPTK Kementerian Diknas dengan program nuptkwebbrowser.exe. Dengan program ini usulan baru NUPTK dapat dipantau.
Beberapa kelebihan program ini, antara lain:
1. tidak perlu menginstal
2. dapat menampilkan data PTK per sekolah (sebelumnya, data yang dipublikasikan melalui www.nuptk.info adalah per kab/kota dan harus diunduh)
3. data dilihat langsung (tanpa melalui proses mengunduh)
4. data usulan baru dapat dipantau
5. menampilkan nomor Peg_ID
untuk melihat data NUPTK,harus melalui program nuptkwebbrowser.exe

Untuk layanan bantuan cari NUPTK
silahkan masukkan data diri anda pada kolom komentar, yang berisi :
1. Nama lengkap
2. Tempat dan tanggal lahir (Contoh : 10-10-2010)
3. Nama Sekolah
4. Nama ibu kandung
5. Kabupaten dan
6. Provinsi Sekolah
Untuk membuka link silahkan copy paste ke www.gogle.com/

Tunjangan Profesi Guru


Para guru penerima tunjangan profesi pendidik (TPP) tidak perlu lama-lama menunggu rapelan pencairan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta TPP dicairkan tepat waktu. Yaitu dirapel tiga bulan sekali. Untuk tahap pertama, dijadwalkan cair bulan depan.

Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan, tahun ini tidak perlu lagi ada kasus keterlambatan pencairan TPP. Selain itu, dia berharap skenario pencairan TPP yang dirapel tiga bulan sekali tidak kacau seperti tahun lalu. Dia menjelaskan, tahun ini diharapkan seluruh guru penerima TPP tidak lama-lama menunggu pencairan rapelan. Dia menjelaskan, pada tahap pertama TPP diterima April depan. TPP yang dikucurkan bulan depan itu merupakan rapelan sejak Januari, Februari, dan Maret. Sedangkan untuk tahap kedua nanati, TPP dijadwalkan cair pada Juli. Lalu untuk tahap ketiga TPP cair pada Oktober, Kemudian gelombang terakhir pencairan TPP peride 2012 dijadwalkan Desember. "Harus dipaskakan untuk bisa dicairkan sesuai aturan. Yaitu dirapel tiga bulan sekali," tegas mantan Rektor ITS itu.

Dia mengatakan, tahun lalu masih ada keluhan jika TPP dicairkan setahun sekali. Sekitar penghujung Ramadhan menjelang Idul Fitri. Muncul dugaan, uang yang sejatinya sudah disetor oleh pemerintah pusat ini ditimbun dulu oleh pemerintah kabupaten atau kota untuk dikeruk bunga simpanannya.

 Nuh mengatakan, pihaknya mulai tahun ini akan memantau lebih dalam terkait pencairan TPP ini. Dia sudah berkoordinasi dengan Inspektorat Jendral (Itjen) Kemendikbud untuk menelusuri jika ada pencairan TPP yang nyangkut. Kerja dari Itjen Kemendikbud ini akan melihat perkembangan pada April nanti. Jika ternyata sudah tersalurkan ke guru, maka proses pencairan TPP sudah berjalan baik. Sebaliknya, jika masih ada guru yang belum menerima TPP berarti ada persoalan di daerah.

Sementara terkait persoalan klasik yaitu jumlah nominal TPP tidak sama dengan gaji pokok Nuh mengatakan terkendalam persoalan pendataan. Dia mengatakan, TPP untuk pencairan 2012 ini sudah disusun pada atau direncanakan pada 2011 lalu. 

Sehingga, data yang digunakan adalah gaji guru PNS pada 2011. Tapi, pada kenyataannya selama 2012 telah terjadi kenaikan pangkat pada sejumlah PNS. Nah, di sinilah letak persoalan ini. Dia masih terus berkoordinasi untuk mencai formulasi untuk mengantisipasi ketidak cocokan antara nominal TPP dengan gaji pokok PNS.

Seperti diketahui, besaran TPP setiap bulan untuk guru PNS diterima sebesar satu kali gaji pokok. Sedangkan untuk guru non PNS, besaran TPP ditetapkan Rp 1,5 juta per orang per bulan. Tujuan dari pemberian TPP ini untuk peningkatan kesejahteraan guru, melalui peningkatan profesionalisme mengajar.

Tahun ini, diperkirakan guru yang berhak menerima TPP berjumlah 746.700 orang. Dalam postur APBN 2012, uang yang disipakan untuk pembayaran TPP ini mencapai sekitar Rp 30 triliun. Jumlah ini naik sebesar Rp 12,1 triliun dibandingkan dengan APBN-P 2011. 

Festival Rebana KPR


Dalam Rangka menyambut Hari Kartini tanggal 21 April 2012 yang akan datang, Dusun atau Lingkungan KPR TIP Tebing Tinggi melaksanakan Lomba Rebana pada tanggal 08 April 2012 yang diselenggarakan dihalaman Masjid Al Hidayah, selain lomba rebana juga dilaksanakan lomba meng gambar/mewarnai untuk anak-anak.

Peserta lomba rebana  adalah ibu-ibu dari perwakilan Rt. dalam lingkungan KPR. Dalam perlombaan tersebut keluar sebagai Juara Pertama Group rebana dari Rt. 55, dengan Ketua RTnya Bapak Mamad Ahmad, sebagai Penyanyi yaitu Ibu Hajah Juwairiah S.Pd yang merupakan seorang PNS Guru di SMP Negeri 4 Tebing Tinggi, dan sebagai Pelatih rebana adalah Sdra. Ridwan dari Pondok Pesantren Fatul Ulum KM 2,5 Tebing Tinggi.

 Lagu yang dinyanyikan dalam lomba tersebut ; Asmar Latin Tsani dan Baladil Hasib, yang pernah dipopulerkan oleh Hajah Wafiq Azizah. Diucapkan Selamat kepada masing-masing atas perjuangannya sehingga meraih Juara **( siti-sulatun )

Sertifikasi Guru


Merujuk pada ketentuan pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Istilah sertifikasi dalam kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sedangkan dalam pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru.  

Dasar hukum tentang perlunya sertifikasi guru dinyatakan dalam pasal 8 UU Nomor 14 Tahun 2004 tentang guru dan dosen, bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memilikikemampuan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan kita lihat dalam pasal 1 ayat (12), bahwa sertifikat pendidikadalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sedangkan dalam pasal 11 ayat (2), menyatakan sertifikat pendidikan tersebut hanya dapat diperoleh melalui program sertifikasi. 

Secara khusus sertifikat pendidik adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimum dengan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sertifikat pendidik adalah surat keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum sebagai agen pembelajaran.

Program sertifikasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnya merupakan sebuah program yang lebih mengarah pada upaya peningkatan hasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru-gurunya sebagai tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten dalam hal ini diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru secara profesional dengan langkah-langkah yang strategis. 

Guru yang layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan khususnya yang dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran. Oleh karena itulah, maka sangat diharapkan adanya guru-guru yang kreatif dalam menjalankan tugasnya sehingga jelas-jelas terlihat kelayakannya dalam melaksanakan tugas pembelajarannya. 

Pada dasarnya setiap guru mempunyai kemampuan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan proses pembelajaran sebaik-baiknya untuk anak didiknya. Kemampuan ini selanjutnya menjadi ciri khas yang dimiliki olehguru dalam pandangan anak didik. Guru yang satu dengan guru yang lainnya tentunya sangat berbeda sehingga hasil prosesnya juga berbeda-beda. Tetapi hal ini tidak menjadi permasaalahan sebab dengan demikian, maka terciptalah sebuah keberagaman kemampuan anak didik dan selanjutnya hal tersbeut menjadikannya ketuntasan pembelajaran secara menyeluruh pada anak didik

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2190980-pengertian-sertifikasi-guru/#ixzz1rEjbcNPU
Festival Rebana KPR

Pendidikan & Pekerjaan

Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Ekonomi Atas,





IKIP Surabaya
Perguruan Tinggi,
Universitas Surabaya / IKIP Surabaya Jurusan PMP/Ppkn dari tahun 1991 sd tahun 1996, tamat berijazah dan mendapatkan Akta IV.

 Sejak tahun 2004 adalah Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMP Negeri 4 Tebing Tinggi mengajar Bidang Study / Mata Pelajaran Ppkn, serta menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, beralamat di Jalan Silahturahmi KM 4 Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi sampai dengan tanggal 24 Juli 2013.

Pada Tanggal 24 Juli 2013, diangkat menjadi Kepala SMP Negeri 7 Tungkal Tanjung Jabung Barat, menggantikan Bapak Taslim Salam yang pindah ke SMP Negeri 4 Tungkal Ulu ( sitisulatun ) ***




Putra Tercinta

Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.

Yudhistira Ade Adhyaksa, 
Merupakan Putra Pertama saya yang Lahir pada tanggal 27 Bulan Februari 1997 di Tebing Tinggi, saat ini pelajar pada SMA Swasta Yayasan Pendidikan Mayang Mangurai Tebing Tinggi kelas X  dapat diikuti lewat Facebook@com.





Dinobella Ade Amirussani,


Merupakan Putra Kedua saya yang Lahir pada tanggal 30 Bulan Oktober 1998 di Tebing Tinggi, saat ini pelajar pada SMP Swasta Yayasan Pendidikan Mayang Mangurai Tebing Tinggi kelas VII  dapat diikuti lewat Facebook@com, Twitter dan Blog



Guru Sang Pendidik



Guru, sebuah profesi yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan sumber daya manusia. Salah satu profesi tertua dalam sejarah ummat manusia. Oleh karenanya, guru memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan kualitas bangsa. Ditangan guru bangsa ini jaya atau mundur, sukses atau gagal. Maju dan mundurnya sebuah bangsa, berkualitasnya pemimpin bangsa, cerdasnya seorang anak bangsa, didalamnya mesti terkait dengan fungsi guru sebagai agen pembelajaran. Dalam kapasitas sebagai agen pembelajaran, guru berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945: “mencerdaskan kehidupan bangsa.”


Dalam hymne Guru yang diciptakan oleh Sartono, guru diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan. Sejalan dengan syair tersebut, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”


Berangkat dari definisi di atas, ternyata tugas guru demikian komprehensif. Profesi guru yang diharapkan bukan hanya bertugas mengajar supaya muridnya menjadi pintar. Guru juga ditugaskan untuk mendidik muridnya menjadi anak yang berakhlak mulia, mem bimbing muridnya agar mereka mengerti, mengarahkan muridnya agar mereka memahami, dan melatih muridnya agar mereka menguasai.



Dengan tugas yang cukup kompleks seorang guru harus memiliki pengetahuan satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan muridnya. Apabila seorang guru menginginkan muridnya dapat “mengerti” sebuah pokok bahasan, tentu gurunya harus lebih dahulu “memahami” pokok bahasan itu. Jika seorang guru menginginkan muridnya “memahami” sebuah pokok bahasan, tentu gurunya harus “menguasai” pokok bahasan itu. Dan, apabila seorang guru menginginkan muridnya dapat “menguasai” sebuah pokok bahasan, tentu gurunya harus lebih dahulu “terampil” dalam pokok bahasan itu. Inilah tantangan profesi guru selaku agen pembelajaran di era teknologi yang makin canggih.


Bila kita melihat sebelum era teknologi sekitar tahun 1970-an, sosok guru merupakan gudang ilmu yang pantas untuk digugu dan ditiru. Di masa itu, buku text book masih terbatas, teknologi informasi belum ada, Oom Google masih belum ditemukan, sehingga sumber ilmu pengetahuan lebih banyak berasal dari hasil penjelasan seorang guru. Bukan hal yang aneh jika jarang murid yang berani adu argumen dengan seorang guru, karena ilmu seorang guru lebih tinggi dari muridnya. 


Kini, seorang guru (terutama yang gagap teknologi) bisa kelimpungan menghadapi murid-murid yang mampu menggali tambahan ilmu pengetahuan dari dunia maya. Hanya dengan memainkan tuts handphone, seorang murid sudah bisa menemukan intisari pokok bahasan hari itu. Dalam posisi ini, tidak mustahil seorang guru akan terpojok lalu kehilangan kewibawaan di depan murid yang lain.


Pantas apabila banyak yang “merintih” menyaksikan profesi guru bukan lagi menjadi pilihan utama dalam memilih pekerjaan. Anak yang prestasi akademiknya excellent hampir tidak ada yang berminat menjadi guru. Lebih-lebih, gaji guru juga tergolong rendah bila dibandingkan dengan gaji guru di beberapa negara lain.  Namun,  banyak yang tidak melihat sisi lain dari profesi guru yang sesungguhnya menyimpan sebuah “rahasia besar” yang nilainya tak terbanding dengan uang.


Barangkali selama ini, para guru “terbius” dengan stigma pahlawan tanpa tanda jasa. Sebuah stigma yang bersifat menghibur dan berkonotasi materi. Seolah-olah profesi guru adalah sebuah profesi yang berpenghasilan sangat rendah. Padahal masih banyak profesi lain yang berpenghasilan dibawah penghasilan guru, meski dengan resiko pekerjaan sampai kehilangan nyawa.


Materi, ternyata mampu mengenyampingkan sejumlah kemudahan yang dimiliki oleh profesi guru. Seperti kenaikan pangkat bisa dipercepat dua tahun sekali. Boleh tidak bekerja saat murid-murid memasuki masa liburan. Memperoleh tunjangan profesi, dan bagi mereka yang telah memiliki sertifikasi memperoleh tunjangan sertifikasi 1x dari gaji pokok.


Pastinya, stigma pahlawan tanpa tanda jasa sesungguhnya telah menafikan sebuah rahasia besar yang menyertai profesi guru. Pegiat diprofesi guru digiring untuk melihat materi sebagai satu-satunya solusi dalam mengatrol kualitas anak didik. Terus terang banyak yang terpengaruh,  sehingga profesi guru –kadangkala– dijalankan dengan setengah hati. Alhamdulillah, ternyata masih banyak juga yang meyakini bahwa profesi guru adalah sebuah pekerjaan di ranah amal. Mereka adalah guru-guru yang ikhlas.


Beruntunglah kelompok guru yang menyadari profesinya berada di ranah amal. Terdapat sebuah rahasia besar dalam ranah ini. Sebuah rahasia yang tidak dapat dibandingkan dengan materi. Apakah rahasia itu? Kita tentu pernah mendengar hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya dari hadis Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Apabila anak adam meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, atau anak yang shalih yang mendoakannya, atau ilmu yang bermanfaat.”
Hadis tersebut menegaskan bahwa setelah manusia meninggal, hanya tiga hal yang bisa menyertainya ke alam barzah. Salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Siapakah yang paling besar peluangnya menghasilkan ilmu yang bermanfaat? Dialah para pegiat diprofesi guru. Tegasnya adalah guru dan tenaga pengajar lainnya. Mereka yang bertugas melakukan transfer of knowledge.
Mari kita mengambil sebuah contoh: seorang guru fisika yang mengajarkan kepada muridnya tentang hukum Archimedes. Berdasarkan ilmu yang diajarkan gurunya itu, si murid membangun sebuah kapal penyeberangan yang memiliki tingkat kestabilan dan kenyamanan yang sangat terjamin. Dan, berduyun-duyun orang menggunakan kapal tersebut untuk menyeberangi pulau tujuan. Yakinkah pembaca jika amalan yang mengalir kepada si guru tiada terhenti selama kapal itu masih bisa digunakan?


Apabila terdapat sepuluh, seratus, atau seribu murid berhasil mengaplikasikan ilmu yang diajarkan oleh seorang guru menjadi ilmu yang bermanfaat, mampukah dihitung banyaknya amalan yang mengalir terus menerus untuk seorang guru? Wallahualam bissawab.


Subhanallah, sulit untuk dibayangkan imbalan yang akan diperoleh seorang guru. Saat dia masih bertugas, gaji dan tunjangan diterima, amalanpun mengalir deras kedalam “rekening” amalnya. Begitu dia meninggal dunia, amalan itu masih terus mengalir sampai akhir zaman. Bukankah profesi guru akan disongsong oleh kebahagiaan akhirat seperti yang dijanjikan Sang Khalik?


Bagaimana dengan profesi lain? Belum tentu semua profesi berpeluang menghasilkan amalan sesuai dengan “kisi-kisi” yang disebutkan Nabi SAW dalam hadis yang diriwayatkan Muslim di atas. Sebaliknya, profesi guru memiliki peluang yang sangat besar untuk menghasilkan amalan manakala materi ajarnya mampu diserap dan diaplikasikan oleh murid-muridnya.


Bahkan, peluang menambah amalan makin besar pada saat para muridnya menjadi anak-anak yang pintar, cerdas, terampil dan berakhlak mulia. Dengan begitu besarnya peluang profesi guru dalam memperoleh amalan, masihkah diperlukan “tanda jasa” untuk melengkapi profesi ini. Masihkah kita menghibur diri dengan sebutan klise itu? Tidakkah lebih baik stigma pahlawan tanpa tanda jasa diganti saja dengan sebutan baru: Pahlawan di ranah amal? Bapak dan ibu guru, engkau pelita dalam kegelapan. Selamat melaju di jalur surga. 

Fortopolio


Bagi para guru, portfolio bukan bagian dari cara penilaian yang diberikan guru kepada para siswa mereka. Penilaian hanya diberikan setiap semester sekali, dan semua bentuk laporan penilaian tersebut tertulis dalam buku rapor.
Fakta ini jelas sekali menunjukkan ketimpangan luar biasa terhadap kemampuan guru dalam merekam perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
Mengapa portfolio penting? Kesadaran tentang pentingnya penilaian secara komprehensif terhadap perkembangan siswa dimulai oleh Howard Gardner (1983) yang menulis buku Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Dalam buku ini kemampuan siswa diakui sangat beragam dan oleh karena itu harus dinilai secara berkesinambungan sesuai dengan tingkat pencapaian kognitif, afektif dan psikomotorik yang dialaminya. Dan guru memiliki tanggungjawab untuk melakukan revisi terhadap kurikulum yang dikembangkan dalam proses belajar-mengajar, atau semacam curriculum revision check list.

Selain itu dalam Portfolios Assessment Resources Kit, Forster Margaret & Masters Geoff (1996) memberikan pengertian Portfolio sebagai kumpulan hasil kerja siswa yang sering disebut sebagai artefak. Artefak-artefak tersebut dihasilkan dari pengalaman belajar atau proses pembelajaran siswa dalam periode tertentu, untuk kemudian diseleksi dan disusun menjadi satu portfolio.

Dengan kata lain, portfolio merupakan koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan sekaligus merefleksikan taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut. Karena itu sifat dari kumpulan koleksi artefak ini memiliki cirri yang dinamis dan berubah sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan jenisnya, portfolio biasanya dibagi atas portfolio perkembangan, pamer dan komprehensif. Dalam portfolio perkembangan biasanya lazim ditemukan beragam koleksi artefak siswa yang menunjukkan pertumbuhan afektif dan psikomotorik seorang siswa. Dalam portfolio pamer (showcase) biasanya berisi koleksi artefak siswa yang menunjukkan hasil karya terbaik siswa selama mengikuti pelajaran, sedangkan portfolio komprehensif  berisi koleksi artefak seluruh hasil karya siswa yang menunjukkan adanya perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Dari aspek tujuan, portfolio akan sangat bermanfaat bagi seorang guru untuk bahan penilaian formatif dan diagnostik, terutama untuk memonitor perkembangan siswa dari hari ke hari yang berfokus pada proses perkembangan siswa. Portfolio juga akan memberikan bukti (evident) bagi seorang guru untuk melakukan penilaian formal maupun penilaian sumatif.

Teknik organisasi dan penyusunan portfolio juga menuntut guru untuk melakukan analisis dengan baik. Karena itu portfolio yang tersusun secara sistematis akan bermanfaat bagi guru berikutnya, baik di kelas maupun sekolah yang berbeda. Kesuluruhan artefak yang menggambarkan profil kemampuan siswa yang digabungkan dengan refleksi guru jelas akan membantu kita mengarahkan kecenderungan bakat dan minat siswa yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa.

Ringkasnya portfolio mencerminkan apa yang pihak sekolah tuntut dan keunikan pribadi masing-masing siswa. Selain bermanfaat bagi siswa, portfolio juga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar dan metologi pengajaran. Sebagai alat penilaian, portfolio pantas untuk diwajibkan kepada seluruh guru kita di sekolah, karena di dalamnya terdapat aktivitas yang menggambarkan seberapa sering diskusi dilakukan antara siswa dengan siswa (portfolio conference), guru dengan siswa, guru dengan guru atau antara siswa, orangtua dan guru.

Nasi Gandul


Nasi gandul adalah sajian khas Pati, Jawa Tengah. Dilihat sepintas, ia sangat mirip dengan nasi pindang dari Kudus, tetapi tanpa daun so (daun melinjo muda). Nasi gandul memang lebih nendang dan mlekoh rasanya bila dibanding dengan nasi pindang. Sajian ini merupakan kombinasi dari dua masakan yang masing-masing dimasak dengan bumbu sangat kaya. Elemen pertama adalah empal daging sapi (juga termasuk jeroan) yang dimasak dalam bumbu-bumbu harum, kemudian digoreng sebentar. 

Empalnya sudah gurih bila dimakan begitu saja.
Elemen kedua adalah kuah santan yang juga sangat gurih. Rasa jintan dan ketumbar mencuatkan citarasa gulai atau kari India. Sedangkan lengkuas dan bawang putih mewakili unsur-unsur soto yang populer di Jawa. Diperkaya dengan bumbu-bumbu lain, diikat dengan santan yang membuatnya sungguh nikmat.

Penjual nasi gandul, baik di Pati, maupun di kota-kota lain-menyajikannya dengan cara yang sama. Tetapi, yang pasti, hampir semua penjual nasi gandul memakai alas piring dari daun pisang. Tampaknya ini merupakan ciri penting yang tidak boleh tidak. Sebagian penjual memakai gunting untuk memotong-motong daging maupun jeroan. 

Ada penjual nasi gandul yang menuang kuah di atas nasi, kemudian menggunting-gunting empal di atasnya. Tetapi, ada pula yang menggunting empalnya dan menaburkannya di atas nasi, baru kemudian dituangi kuah. Di atasnya ditaburi bawang merah goreng yang renyah.
Mengapa disebut nasi gandul? Pertanyaan sederhana ini ternyata sulit menemukan jawabnya. Hampir tidak ada jawaban memuaskan, termasuk dari mereka yang berdagang nasi gandul. Satu-satunya jawaban yang agak masuk akal adalah karena nasi dan kuahnya "gemandul" (bergantung) di atas piring yang terlebih dulu dialasi daun pisang.

Lauk wajib untuk nasi gandul adalah tempe goreng. Seperti terlihat di foto, tempenya adalah jenis yang dibungkus individual. Tipis, padat, dan kering. Teksturnya yang garing itu sangat padan dengan tendangan kuah nasi gandul yang mantap. Tentu saja, lauk-pauk gorengan lainnya juga cocok untuk mendampingi nasi gandul.

Bahan Nasi Gandul :
500 gr daging sapi, potong2 uk. daging empal
2 ltr air
700ml santan encer
1 btg sereh, geprek
1 lbr daun salam
5 sdm kecap manis
1 sdt gula pasir
1 sdt gula merah disisir
Garam secukupnya
Bumbu haluskan :

4 siung bw putih
3 bh bw merah
3 bh cabe merah
4 btr kemiri
1 sdm ketumbar
½ sdm merica
1 sdt jinten
1 ruas ibu jari kencur
1 ruas ibu jari jahe
1 ruas ibu jari lengkuas

Cara membuat Nasi Gandul :
Rebus daging bersama air hg setengah empuk.b uang bagian rebusan air daging yg keruh tumis bumbu halus hg harum, masukkan ke dlm air rebusan daging bersama sereh dan daun salam, masukkan santan, rebus terus hingga mendidih, tambahkan kecap, gula pasir, gula merah, dan garam, cicipi Rebus terus hingga daging empuk, angkat daging, goreng hingga kecoklatan, lalu potong-potong

Cara penyajian Nasi Gandul :
Tata nasi di piring yang dialasi daun pisang
Beri beberapa potongan daging diatasnya lalu siram dengan kuah panas banyak-banyak. Taburi bawang goreng, kecap manis dan sambal cabe rawit.
Sajikan pula dengan tempe goreng, jeroan goreng, perkedel, dan telur kecap.
Sambal : rebus cabe rawit lalu haluskan, campur dengan sedikit kuah.

Kalau sedang di Pati, makanan berkuah yang gurih ini paling cocok disantap dengan di dampingi es sirup kawista yang aromanya sangat harum.


13 Juni 2012

Guru Profesional

Oleh ,  A Sampurno


Jika anda diminta memilih sebuah analogi atau persamaan profesi guru, anda pilih yang mana, apakah lilin yang menerangi lingkungan sekitar atau sebuah teko yang menuangkan air. Keduanya sama-sama menariknya, saya lebih memilih falsafah guru sebagai teko yang memberikan air pada gelas-gelas yang kosong. Jika falsafah itu yang dipilih itu berarti sebagai guru, diri kita ini tidak boleh ‘kosong’ karena jika itu terjadi apa yang bisa kita berikan pada gelas (murid) kita yang memerlukan bantuan kita sebagai guru dalam hal pengetahuan dan ilmu baru. Ini berarti guru mesti mau dan gemar belajar kembali, agar hal yang ia berikan pada siswa adalah hal yang baru.

Saat ini ada sebutan yang sudah mulai lazim digunakan yaitu Professional development atau PD. Istilah tersebut mengacu pada cara guru atau lembaga meningkatkan dirinya sendiri lewat pelatihan dan lain lain. Semuanya mengacu pada satu proses ‘guru belajar kembali’. Sayangnya banyak sekolah masih menjadikan proses ini sebagai proses yang mahal, misalnya pelatihannya di tempat wisata atau dikemas dalam bentuk studi banding ke luar negeri. Jika dana tersedia atau sekolah kuat dalam pembiayaan tidak menjadi masalah saja, sayangnya acuannya cuma dana jadinya tidak ada dana tidak ada peningkatan kompetensi guru.

Berikut adalah beberapa prinsip cara guru meningkatkan kompetensinya sendiri.

Lakukan kegiatan peningkatan kompetensi dengan banyak cara dan metode. Siapa saja jadi presenternya, asal sesuai topik . Guru belajar lagi itu keharusan dan belajar bisa dari siapa saja yang penting ilmu bertambah. Belajar bisa dari guru senior, guru yunior, murid sendiri, atau dari kepala sekolah. Sekarang pelatihan/peningkatan kompetensi guru bisa dilakukan kapan saja, pulang sekolah 1 jam pun cukup, asal rutin, paling lama adalah 2 minggu sekali. Alternatif pelaksanaan Pelatihan kompetensi guru bisa macam2, dari acara bedah buku, sampai lihat film pendidikan bersama lalu dibahas sebagai diskusi antar professional. Alternatif lain, jika ada teman yang baru studi banding atau menghadiri presentasi bisa diminta presentasi.

Singkirkan dulu alasan-alasan, mulai perbanyak sebab kenapa sebagai guru kita mesti belajar lagi. Banyak guru senior menolak untuk belajar, dengan alasan ‘buat apa saya belajar lagi toh saya sudah mau pensiun?’ Naah menurut saya saatnya guru muda tampil beri contoh, dampingi. Jangan salah bukan hanya guru senior, guru yunior pun banyak yang malas, alasannya ‘bikin (menambah) pekerjaan aja’. Guru belajar lagi? pastinya menambah kerjaan, tapi faedahnya, murid senang, guru juga karena murid lebih enjoy saat dia mengajar. Sudah bukannya jamannya lagi, guru disuruh atasan (atau cari sertifikat) baru mau belajar. Memang pernah ada suatu masa penataran/seminar/workshop jadi ajang mencari sertifikat, apapun temanya mau nyambung atau tidak dengan bidang si guru akan diikuti sepanjang ada sertifikatnya.

Biarkan guru memilih topik pelatihan
Sekarang topik pelatihan guru, bisa di vote, kepala sekolah tanya guru mau pelatihan apa?   Gunakan teknologi pakai situs surveymonkey untuk voting. Sebuah topic yang diminati akan banyak mendapatkan pemilih. Tugas kepala sekolah untuk mencarikan pembicara atau orang yang ahli. Bisa dari guru yang berasal dari sekolahnya sendiri, bisa juga dari luar yang berkompeten.  Banyak contoh yang membuktikan jika guru diminta memilih topic maka ia akan senang dan semangat mengikuti pelatihan. Sebaliknya model pembinaan guru yang temanya diambil dari yang lagi populer, cuma membuat guru sadar sejenak habis itu lupa

Dalam mencari pembicara pelatihan kompetensi guru, jangan silau pada gelar akademis, cari orang yang bisa mengajarkan guru hal yang aplikatif. Saya sering mendengar keluhan dari teman-teman guru yang hadir pada seminar atau pelatihan untuk guru. “Tema seminarnya sih ok, dan pembicaranya pun hebat-hebat dari universitas ternama”, begitu biasanya mereka katakan namun saat saya tanyakan apa yang bisa diterapkan dikelas, rekan saya itu kebingungan. Hal ini sangat wajar karena pembicara yang berasal dari akademisi biasanya berbicara dalam tataran konsep. Sebuah hal yang walaupun diperlukan namun kurang bisa langsung diterapkan oleh guru. Saran saya carilah orang yang bisa mengajarkan pengetahuan dan mengajarkannya secara aplikatif. Dijamin guru akan mengajar dengan cara yang baru karena guru haus akan tips dan trik terbaru dalam mengajar.

Gunakan social media sebagai sarana peningkatan kompetensi. Menggunakan sosial media untuk peningkatan kompetensi guru, pasti bisa. Banyak sekali cara meningkatkan diri lewat social media, silahkan bergabung di halaman Facebook organisasi guru, di situ ada banyak diskusi  yang mencerahkan soal pendidikan. Di twitter ada obrolan #twitedu dan #gurarutalk yang temanya berganti setiap minggu. Disana banyak pendidik dari seluruh Indonesia berbincang dan berdiskusi. Jika anda sudah punya akun di twitter ikuti orang yang cocok untuk peningkatan kompetensi yang anda butuhkan, coba untuk berinteraksi dijamin mereka akan reply dan dengan senang hati berbagi pengetahuan.

6 Juni 2012

Pendidikan dan Latihan

Mengikuti Pendidikan dan Latihan Peningkatan Kompetensi Guru Bidang Studi Pkn, yang dilaksanakan oleh Balai Peningkatan Kompetensi Guru (BPKG) Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, pada tanggal 02 sd 06 Juni 2012, bertempat di Hotel Cahaya Prima Mayang Jambi.



Kegiatan tersebut diikuti Kepala Sekolah dan Guru oleh Perwakilan dari Kota/Kabupaten se Provinsi Jambi, sebagai wahana untuk mengembangkan potensi guru untuk menjadi profesional . Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Drs. H Idham Chali, ME. Dalam Kegiatan tersebut alhamdulillah saya keluar sebagai Peserta Terbaik Tiga._

20 Mei 2012

Perubahan Blog





Semula Blog saya bernama/berjudul sitisulatun-70.blogspot.com, dan sekarang berubah menjadi Siti Sulatun blogspot com, berlaku sejak hari  ini Rabu Tanggal 04 April 2012, sedangkan isinya tetap sama dan akan bertambah lagi, terima kasih.

Blog merupakan singkatan dari web log yang artinya adalah suatu bentuk aplikasi/layanan web yang dibuat untuk memudahkan user dalam mempublikasikan informasi yang dimilikinya melalui tulisan-tulisan yang dimuat dalam sebuah postingan atau sebuah artikel (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Blog). 

Blog sendiri mempunyai fungsi yang sangat beragam seperti menjadi sebuah catatan harian, menjadi media publikasi, sampai dengan menjadi sebuah web portal bagi perusahaan(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Blog).

Kartu Pegawai Elektonik


MUARABUNGO - Pemerintah melakukan perubahan kartu pegawai negeri sipil (PNS) yang akan diubah ke elektronik. Kartu PNS elektronik (KPE) akan menjadi kartu multifungsi bagi PNS untuk mendapatkan berbagai layanan.

Selain berguna untuk urusan kepegawaian, Taspen, Askes, Bapertarum, kartu ini juga bisa dijadikan sebagai kartu ATM. "Jadi PNS ngambil gaji di BPD Bank Jambi bisa dengan kartu elektronik," jelas Hasnah, Kabid Perencanaan dan Informasi BKD Bungo. 

Menurutnya, untuk melakukan pengurusan itu PNS akan diambil sidik jari, foto dan kelengkapan berkas lainnya. Pelaksanaannya akan dimulai dari tanggal 23 April hingga 3 Mei 2012. Tidak hanya diwajibkan untuk mengurus kartu ini, PNS juga diwajibkan membuka rekening Bank Jambi.

"Nantinya, semua PNS akan menerima gaji lewat rekening, nah dengan KPE ini nanti PNS bisa ambil gajinya," tukas Hasnah.

Dikatakannya, bagi PNS yang tak mengikuti aturan dengan ikut foto dan sidik jari sesuai jadwal yang ditentukan, bisa tidak memiliki KPE. Dengan tidak punya KPE, otomatis data PNS tersebut akan bermasalah. Apabila akan mengurus KPE diluar jadwal yang ditentukan harus mengurus sendiri ke BKN.

"Ini kan dibiayai negara, foto dan sidik jari serta kartunya itu gratis. Tapi kalau tak mengurus, ya rugi sendiri. Yang jelas kita sudah memberitahu jadwal tersebut kepada seluruh SKPD yang ada," tandasnya.(swi)

Syarat Pencairan TP

Untuk persiapan cairnya tunjangan profesi 2012, para guru penerima TPP perlu memahami persyaratan yang diperlukan dibawa ke bank saat mengambil tunjangan. 
Sampai saat ini, info kapan cairnya tunjangan belum ada petunjuk resmi.Berikut persyaratan/prosedur yang dipublikasikan pada http://p2tkdikdas.kemdiknas.go.id/:  selain mengisi formulir, guru juga diminta untuk membawa dokumen:
Umum
Foto kopi KTP
Surat Keterangan dari Kepala Sekolah yang menyatakan yang bersangkutan merupakan guru di sekolah tersebut dan surat keterangan memuat antara lain: NUPTK, NRG, Nomor Peserta, dan alamat sesuai KTP.
Syarat Khusus
Apabila terjadi perbedaan NUPTK, guru yang bersangkutan harus membawa foto kopi Sertifikat Pendidik atau SK Tunjangan Profesi pada Tahun Anggaran 2012.
Apabila terjadi perbedaan nama antara KTP dan SK dan nama di rekening, guru yang bersangkutan harus membawa surat keterangan dari Kepala Sekolah.
Guru Mutasi
Dokumen di atas ditambah dengan:
Foto kopi Surat Keputusan mutasi bagi PNS
Surat Keterangan mutasi dari Yayasan/Komite/Kepala Sekolah bagi Non PNS.

Langkah Cari NUPTK


NUPTK (Nomor Unik Pendidik & Tenaga Kependidikan) adalah nomor identitas yang bersifat nasional untuk seluruh PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan).
NUPTK terdiri dari 16 angka yang bersifat tetap karena NUPTK yang dimiliki seorang PTK tidak akan berubah meskipun yang bersangkutan telah berpindah tempat mengajar atau terjadi perubahan data periwayatan.
NUPTK diberikan kepada seluruh PTK baik PNS maupun Non-PNS sebagai Nomor Identitas yang resmi untuk keperluan identifikasi dalam berbagai pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengna pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

Data NUPTK yang selama ini dipublikasikan melalui www.nuptk.info sudah ditutup dan dialihkan ke situs PMPTK Kementerian Diknas dengan program nuptkwebbrowser.exe. Dengan program ini usulan baru NUPTK dapat dipantau.
Beberapa kelebihan program ini, antara lain:
1. tidak perlu menginstal
2. dapat menampilkan data PTK per sekolah (sebelumnya, data yang dipublikasikan melalui www.nuptk.info adalah per kab/kota dan harus diunduh)
3. data dilihat langsung (tanpa melalui proses mengunduh)
4. data usulan baru dapat dipantau
5. menampilkan nomor Peg_ID
untuk melihat data NUPTK,harus melalui program nuptkwebbrowser.exe

Untuk layanan bantuan cari NUPTK
silahkan masukkan data diri anda pada kolom komentar, yang berisi :
1. Nama lengkap
2. Tempat dan tanggal lahir (Contoh : 10-10-2010)
3. Nama Sekolah
4. Nama ibu kandung
5. Kabupaten dan
6. Provinsi Sekolah
Untuk membuka link silahkan copy paste ke www.gogle.com/

Tunjangan Profesi Guru


Para guru penerima tunjangan profesi pendidik (TPP) tidak perlu lama-lama menunggu rapelan pencairan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta TPP dicairkan tepat waktu. Yaitu dirapel tiga bulan sekali. Untuk tahap pertama, dijadwalkan cair bulan depan.

Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan, tahun ini tidak perlu lagi ada kasus keterlambatan pencairan TPP. Selain itu, dia berharap skenario pencairan TPP yang dirapel tiga bulan sekali tidak kacau seperti tahun lalu. Dia menjelaskan, tahun ini diharapkan seluruh guru penerima TPP tidak lama-lama menunggu pencairan rapelan. Dia menjelaskan, pada tahap pertama TPP diterima April depan. TPP yang dikucurkan bulan depan itu merupakan rapelan sejak Januari, Februari, dan Maret. Sedangkan untuk tahap kedua nanati, TPP dijadwalkan cair pada Juli. Lalu untuk tahap ketiga TPP cair pada Oktober, Kemudian gelombang terakhir pencairan TPP peride 2012 dijadwalkan Desember. "Harus dipaskakan untuk bisa dicairkan sesuai aturan. Yaitu dirapel tiga bulan sekali," tegas mantan Rektor ITS itu.

Dia mengatakan, tahun lalu masih ada keluhan jika TPP dicairkan setahun sekali. Sekitar penghujung Ramadhan menjelang Idul Fitri. Muncul dugaan, uang yang sejatinya sudah disetor oleh pemerintah pusat ini ditimbun dulu oleh pemerintah kabupaten atau kota untuk dikeruk bunga simpanannya.

 Nuh mengatakan, pihaknya mulai tahun ini akan memantau lebih dalam terkait pencairan TPP ini. Dia sudah berkoordinasi dengan Inspektorat Jendral (Itjen) Kemendikbud untuk menelusuri jika ada pencairan TPP yang nyangkut. Kerja dari Itjen Kemendikbud ini akan melihat perkembangan pada April nanti. Jika ternyata sudah tersalurkan ke guru, maka proses pencairan TPP sudah berjalan baik. Sebaliknya, jika masih ada guru yang belum menerima TPP berarti ada persoalan di daerah.

Sementara terkait persoalan klasik yaitu jumlah nominal TPP tidak sama dengan gaji pokok Nuh mengatakan terkendalam persoalan pendataan. Dia mengatakan, TPP untuk pencairan 2012 ini sudah disusun pada atau direncanakan pada 2011 lalu. 

Sehingga, data yang digunakan adalah gaji guru PNS pada 2011. Tapi, pada kenyataannya selama 2012 telah terjadi kenaikan pangkat pada sejumlah PNS. Nah, di sinilah letak persoalan ini. Dia masih terus berkoordinasi untuk mencai formulasi untuk mengantisipasi ketidak cocokan antara nominal TPP dengan gaji pokok PNS.

Seperti diketahui, besaran TPP setiap bulan untuk guru PNS diterima sebesar satu kali gaji pokok. Sedangkan untuk guru non PNS, besaran TPP ditetapkan Rp 1,5 juta per orang per bulan. Tujuan dari pemberian TPP ini untuk peningkatan kesejahteraan guru, melalui peningkatan profesionalisme mengajar.

Tahun ini, diperkirakan guru yang berhak menerima TPP berjumlah 746.700 orang. Dalam postur APBN 2012, uang yang disipakan untuk pembayaran TPP ini mencapai sekitar Rp 30 triliun. Jumlah ini naik sebesar Rp 12,1 triliun dibandingkan dengan APBN-P 2011. 

Festival Rebana KPR


Dalam Rangka menyambut Hari Kartini tanggal 21 April 2012 yang akan datang, Dusun atau Lingkungan KPR TIP Tebing Tinggi melaksanakan Lomba Rebana pada tanggal 08 April 2012 yang diselenggarakan dihalaman Masjid Al Hidayah, selain lomba rebana juga dilaksanakan lomba meng gambar/mewarnai untuk anak-anak.

Peserta lomba rebana  adalah ibu-ibu dari perwakilan Rt. dalam lingkungan KPR. Dalam perlombaan tersebut keluar sebagai Juara Pertama Group rebana dari Rt. 55, dengan Ketua RTnya Bapak Mamad Ahmad, sebagai Penyanyi yaitu Ibu Hajah Juwairiah S.Pd yang merupakan seorang PNS Guru di SMP Negeri 4 Tebing Tinggi, dan sebagai Pelatih rebana adalah Sdra. Ridwan dari Pondok Pesantren Fatul Ulum KM 2,5 Tebing Tinggi.

 Lagu yang dinyanyikan dalam lomba tersebut ; Asmar Latin Tsani dan Baladil Hasib, yang pernah dipopulerkan oleh Hajah Wafiq Azizah. Diucapkan Selamat kepada masing-masing atas perjuangannya sehingga meraih Juara **( siti-sulatun )

Sertifikasi Guru


Merujuk pada ketentuan pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Istilah sertifikasi dalam kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sedangkan dalam pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru.  

Dasar hukum tentang perlunya sertifikasi guru dinyatakan dalam pasal 8 UU Nomor 14 Tahun 2004 tentang guru dan dosen, bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memilikikemampuan guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan kita lihat dalam pasal 1 ayat (12), bahwa sertifikat pendidikadalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sedangkan dalam pasal 11 ayat (2), menyatakan sertifikat pendidikan tersebut hanya dapat diperoleh melalui program sertifikasi. 

Secara khusus sertifikat pendidik adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimum dengan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sertifikat pendidik adalah surat keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum sebagai agen pembelajaran.

Program sertifikasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada dasarnya merupakan sebuah program yang lebih mengarah pada upaya peningkatan hasil proses pembelajaran dengan mengkondisikan guru-gurunya sebagai tenaga-tenaga pendidik yang berkompeten terhadap bidangnya. Kompeten dalam hal ini diartikan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru secara profesional dengan langkah-langkah yang strategis. 

Guru yang layak bersertifikat adalah guru-guru yang mempunyai kemampuan khususnya yang dapat menunjang ketuntasan proses pembelajaran. Oleh karena itulah, maka sangat diharapkan adanya guru-guru yang kreatif dalam menjalankan tugasnya sehingga jelas-jelas terlihat kelayakannya dalam melaksanakan tugas pembelajarannya. 

Pada dasarnya setiap guru mempunyai kemampuan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan proses pembelajaran sebaik-baiknya untuk anak didiknya. Kemampuan ini selanjutnya menjadi ciri khas yang dimiliki olehguru dalam pandangan anak didik. Guru yang satu dengan guru yang lainnya tentunya sangat berbeda sehingga hasil prosesnya juga berbeda-beda. Tetapi hal ini tidak menjadi permasaalahan sebab dengan demikian, maka terciptalah sebuah keberagaman kemampuan anak didik dan selanjutnya hal tersbeut menjadikannya ketuntasan pembelajaran secara menyeluruh pada anak didik

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2190980-pengertian-sertifikasi-guru/#ixzz1rEjbcNPU
Festival Rebana KPR

Pendidikan & Pekerjaan

Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Ekonomi Atas,





IKIP Surabaya
Perguruan Tinggi,
Universitas Surabaya / IKIP Surabaya Jurusan PMP/Ppkn dari tahun 1991 sd tahun 1996, tamat berijazah dan mendapatkan Akta IV.

 Sejak tahun 2004 adalah Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMP Negeri 4 Tebing Tinggi mengajar Bidang Study / Mata Pelajaran Ppkn, serta menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, beralamat di Jalan Silahturahmi KM 4 Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi Tungkal Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi sampai dengan tanggal 24 Juli 2013.

Pada Tanggal 24 Juli 2013, diangkat menjadi Kepala SMP Negeri 7 Tungkal Tanjung Jabung Barat, menggantikan Bapak Taslim Salam yang pindah ke SMP Negeri 4 Tungkal Ulu ( sitisulatun ) ***




Putra Tercinta

Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional.Anak adalah asset bangsa.Masa depan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.

Yudhistira Ade Adhyaksa, 
Merupakan Putra Pertama saya yang Lahir pada tanggal 27 Bulan Februari 1997 di Tebing Tinggi, saat ini pelajar pada SMA Swasta Yayasan Pendidikan Mayang Mangurai Tebing Tinggi kelas X  dapat diikuti lewat Facebook@com.





Dinobella Ade Amirussani,


Merupakan Putra Kedua saya yang Lahir pada tanggal 30 Bulan Oktober 1998 di Tebing Tinggi, saat ini pelajar pada SMP Swasta Yayasan Pendidikan Mayang Mangurai Tebing Tinggi kelas VII  dapat diikuti lewat Facebook@com, Twitter dan Blog



Guru Sang Pendidik



Guru, sebuah profesi yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan sumber daya manusia. Salah satu profesi tertua dalam sejarah ummat manusia. Oleh karenanya, guru memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan kualitas bangsa. Ditangan guru bangsa ini jaya atau mundur, sukses atau gagal. Maju dan mundurnya sebuah bangsa, berkualitasnya pemimpin bangsa, cerdasnya seorang anak bangsa, didalamnya mesti terkait dengan fungsi guru sebagai agen pembelajaran. Dalam kapasitas sebagai agen pembelajaran, guru berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945: “mencerdaskan kehidupan bangsa.”


Dalam hymne Guru yang diciptakan oleh Sartono, guru diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan. Sejalan dengan syair tersebut, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”


Berangkat dari definisi di atas, ternyata tugas guru demikian komprehensif. Profesi guru yang diharapkan bukan hanya bertugas mengajar supaya muridnya menjadi pintar. Guru juga ditugaskan untuk mendidik muridnya menjadi anak yang berakhlak mulia, mem bimbing muridnya agar mereka mengerti, mengarahkan muridnya agar mereka memahami, dan melatih muridnya agar mereka menguasai.



Dengan tugas yang cukup kompleks seorang guru harus memiliki pengetahuan satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan muridnya. Apabila seorang guru menginginkan muridnya dapat “mengerti” sebuah pokok bahasan, tentu gurunya harus lebih dahulu “memahami” pokok bahasan itu. Jika seorang guru menginginkan muridnya “memahami” sebuah pokok bahasan, tentu gurunya harus “menguasai” pokok bahasan itu. Dan, apabila seorang guru menginginkan muridnya dapat “menguasai” sebuah pokok bahasan, tentu gurunya harus lebih dahulu “terampil” dalam pokok bahasan itu. Inilah tantangan profesi guru selaku agen pembelajaran di era teknologi yang makin canggih.


Bila kita melihat sebelum era teknologi sekitar tahun 1970-an, sosok guru merupakan gudang ilmu yang pantas untuk digugu dan ditiru. Di masa itu, buku text book masih terbatas, teknologi informasi belum ada, Oom Google masih belum ditemukan, sehingga sumber ilmu pengetahuan lebih banyak berasal dari hasil penjelasan seorang guru. Bukan hal yang aneh jika jarang murid yang berani adu argumen dengan seorang guru, karena ilmu seorang guru lebih tinggi dari muridnya. 


Kini, seorang guru (terutama yang gagap teknologi) bisa kelimpungan menghadapi murid-murid yang mampu menggali tambahan ilmu pengetahuan dari dunia maya. Hanya dengan memainkan tuts handphone, seorang murid sudah bisa menemukan intisari pokok bahasan hari itu. Dalam posisi ini, tidak mustahil seorang guru akan terpojok lalu kehilangan kewibawaan di depan murid yang lain.


Pantas apabila banyak yang “merintih” menyaksikan profesi guru bukan lagi menjadi pilihan utama dalam memilih pekerjaan. Anak yang prestasi akademiknya excellent hampir tidak ada yang berminat menjadi guru. Lebih-lebih, gaji guru juga tergolong rendah bila dibandingkan dengan gaji guru di beberapa negara lain.  Namun,  banyak yang tidak melihat sisi lain dari profesi guru yang sesungguhnya menyimpan sebuah “rahasia besar” yang nilainya tak terbanding dengan uang.


Barangkali selama ini, para guru “terbius” dengan stigma pahlawan tanpa tanda jasa. Sebuah stigma yang bersifat menghibur dan berkonotasi materi. Seolah-olah profesi guru adalah sebuah profesi yang berpenghasilan sangat rendah. Padahal masih banyak profesi lain yang berpenghasilan dibawah penghasilan guru, meski dengan resiko pekerjaan sampai kehilangan nyawa.


Materi, ternyata mampu mengenyampingkan sejumlah kemudahan yang dimiliki oleh profesi guru. Seperti kenaikan pangkat bisa dipercepat dua tahun sekali. Boleh tidak bekerja saat murid-murid memasuki masa liburan. Memperoleh tunjangan profesi, dan bagi mereka yang telah memiliki sertifikasi memperoleh tunjangan sertifikasi 1x dari gaji pokok.


Pastinya, stigma pahlawan tanpa tanda jasa sesungguhnya telah menafikan sebuah rahasia besar yang menyertai profesi guru. Pegiat diprofesi guru digiring untuk melihat materi sebagai satu-satunya solusi dalam mengatrol kualitas anak didik. Terus terang banyak yang terpengaruh,  sehingga profesi guru –kadangkala– dijalankan dengan setengah hati. Alhamdulillah, ternyata masih banyak juga yang meyakini bahwa profesi guru adalah sebuah pekerjaan di ranah amal. Mereka adalah guru-guru yang ikhlas.


Beruntunglah kelompok guru yang menyadari profesinya berada di ranah amal. Terdapat sebuah rahasia besar dalam ranah ini. Sebuah rahasia yang tidak dapat dibandingkan dengan materi. Apakah rahasia itu? Kita tentu pernah mendengar hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya dari hadis Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Apabila anak adam meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, atau anak yang shalih yang mendoakannya, atau ilmu yang bermanfaat.”
Hadis tersebut menegaskan bahwa setelah manusia meninggal, hanya tiga hal yang bisa menyertainya ke alam barzah. Salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Siapakah yang paling besar peluangnya menghasilkan ilmu yang bermanfaat? Dialah para pegiat diprofesi guru. Tegasnya adalah guru dan tenaga pengajar lainnya. Mereka yang bertugas melakukan transfer of knowledge.
Mari kita mengambil sebuah contoh: seorang guru fisika yang mengajarkan kepada muridnya tentang hukum Archimedes. Berdasarkan ilmu yang diajarkan gurunya itu, si murid membangun sebuah kapal penyeberangan yang memiliki tingkat kestabilan dan kenyamanan yang sangat terjamin. Dan, berduyun-duyun orang menggunakan kapal tersebut untuk menyeberangi pulau tujuan. Yakinkah pembaca jika amalan yang mengalir kepada si guru tiada terhenti selama kapal itu masih bisa digunakan?


Apabila terdapat sepuluh, seratus, atau seribu murid berhasil mengaplikasikan ilmu yang diajarkan oleh seorang guru menjadi ilmu yang bermanfaat, mampukah dihitung banyaknya amalan yang mengalir terus menerus untuk seorang guru? Wallahualam bissawab.


Subhanallah, sulit untuk dibayangkan imbalan yang akan diperoleh seorang guru. Saat dia masih bertugas, gaji dan tunjangan diterima, amalanpun mengalir deras kedalam “rekening” amalnya. Begitu dia meninggal dunia, amalan itu masih terus mengalir sampai akhir zaman. Bukankah profesi guru akan disongsong oleh kebahagiaan akhirat seperti yang dijanjikan Sang Khalik?


Bagaimana dengan profesi lain? Belum tentu semua profesi berpeluang menghasilkan amalan sesuai dengan “kisi-kisi” yang disebutkan Nabi SAW dalam hadis yang diriwayatkan Muslim di atas. Sebaliknya, profesi guru memiliki peluang yang sangat besar untuk menghasilkan amalan manakala materi ajarnya mampu diserap dan diaplikasikan oleh murid-muridnya.


Bahkan, peluang menambah amalan makin besar pada saat para muridnya menjadi anak-anak yang pintar, cerdas, terampil dan berakhlak mulia. Dengan begitu besarnya peluang profesi guru dalam memperoleh amalan, masihkah diperlukan “tanda jasa” untuk melengkapi profesi ini. Masihkah kita menghibur diri dengan sebutan klise itu? Tidakkah lebih baik stigma pahlawan tanpa tanda jasa diganti saja dengan sebutan baru: Pahlawan di ranah amal? Bapak dan ibu guru, engkau pelita dalam kegelapan. Selamat melaju di jalur surga. 

Fortopolio


Bagi para guru, portfolio bukan bagian dari cara penilaian yang diberikan guru kepada para siswa mereka. Penilaian hanya diberikan setiap semester sekali, dan semua bentuk laporan penilaian tersebut tertulis dalam buku rapor.
Fakta ini jelas sekali menunjukkan ketimpangan luar biasa terhadap kemampuan guru dalam merekam perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
Mengapa portfolio penting? Kesadaran tentang pentingnya penilaian secara komprehensif terhadap perkembangan siswa dimulai oleh Howard Gardner (1983) yang menulis buku Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Dalam buku ini kemampuan siswa diakui sangat beragam dan oleh karena itu harus dinilai secara berkesinambungan sesuai dengan tingkat pencapaian kognitif, afektif dan psikomotorik yang dialaminya. Dan guru memiliki tanggungjawab untuk melakukan revisi terhadap kurikulum yang dikembangkan dalam proses belajar-mengajar, atau semacam curriculum revision check list.

Selain itu dalam Portfolios Assessment Resources Kit, Forster Margaret & Masters Geoff (1996) memberikan pengertian Portfolio sebagai kumpulan hasil kerja siswa yang sering disebut sebagai artefak. Artefak-artefak tersebut dihasilkan dari pengalaman belajar atau proses pembelajaran siswa dalam periode tertentu, untuk kemudian diseleksi dan disusun menjadi satu portfolio.

Dengan kata lain, portfolio merupakan koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan sekaligus merefleksikan taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut. Karena itu sifat dari kumpulan koleksi artefak ini memiliki cirri yang dinamis dan berubah sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan jenisnya, portfolio biasanya dibagi atas portfolio perkembangan, pamer dan komprehensif. Dalam portfolio perkembangan biasanya lazim ditemukan beragam koleksi artefak siswa yang menunjukkan pertumbuhan afektif dan psikomotorik seorang siswa. Dalam portfolio pamer (showcase) biasanya berisi koleksi artefak siswa yang menunjukkan hasil karya terbaik siswa selama mengikuti pelajaran, sedangkan portfolio komprehensif  berisi koleksi artefak seluruh hasil karya siswa yang menunjukkan adanya perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Dari aspek tujuan, portfolio akan sangat bermanfaat bagi seorang guru untuk bahan penilaian formatif dan diagnostik, terutama untuk memonitor perkembangan siswa dari hari ke hari yang berfokus pada proses perkembangan siswa. Portfolio juga akan memberikan bukti (evident) bagi seorang guru untuk melakukan penilaian formal maupun penilaian sumatif.

Teknik organisasi dan penyusunan portfolio juga menuntut guru untuk melakukan analisis dengan baik. Karena itu portfolio yang tersusun secara sistematis akan bermanfaat bagi guru berikutnya, baik di kelas maupun sekolah yang berbeda. Kesuluruhan artefak yang menggambarkan profil kemampuan siswa yang digabungkan dengan refleksi guru jelas akan membantu kita mengarahkan kecenderungan bakat dan minat siswa yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa.

Ringkasnya portfolio mencerminkan apa yang pihak sekolah tuntut dan keunikan pribadi masing-masing siswa. Selain bermanfaat bagi siswa, portfolio juga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar dan metologi pengajaran. Sebagai alat penilaian, portfolio pantas untuk diwajibkan kepada seluruh guru kita di sekolah, karena di dalamnya terdapat aktivitas yang menggambarkan seberapa sering diskusi dilakukan antara siswa dengan siswa (portfolio conference), guru dengan siswa, guru dengan guru atau antara siswa, orangtua dan guru.

Nasi Gandul


Nasi gandul adalah sajian khas Pati, Jawa Tengah. Dilihat sepintas, ia sangat mirip dengan nasi pindang dari Kudus, tetapi tanpa daun so (daun melinjo muda). Nasi gandul memang lebih nendang dan mlekoh rasanya bila dibanding dengan nasi pindang. Sajian ini merupakan kombinasi dari dua masakan yang masing-masing dimasak dengan bumbu sangat kaya. Elemen pertama adalah empal daging sapi (juga termasuk jeroan) yang dimasak dalam bumbu-bumbu harum, kemudian digoreng sebentar. 

Empalnya sudah gurih bila dimakan begitu saja.
Elemen kedua adalah kuah santan yang juga sangat gurih. Rasa jintan dan ketumbar mencuatkan citarasa gulai atau kari India. Sedangkan lengkuas dan bawang putih mewakili unsur-unsur soto yang populer di Jawa. Diperkaya dengan bumbu-bumbu lain, diikat dengan santan yang membuatnya sungguh nikmat.

Penjual nasi gandul, baik di Pati, maupun di kota-kota lain-menyajikannya dengan cara yang sama. Tetapi, yang pasti, hampir semua penjual nasi gandul memakai alas piring dari daun pisang. Tampaknya ini merupakan ciri penting yang tidak boleh tidak. Sebagian penjual memakai gunting untuk memotong-motong daging maupun jeroan. 

Ada penjual nasi gandul yang menuang kuah di atas nasi, kemudian menggunting-gunting empal di atasnya. Tetapi, ada pula yang menggunting empalnya dan menaburkannya di atas nasi, baru kemudian dituangi kuah. Di atasnya ditaburi bawang merah goreng yang renyah.
Mengapa disebut nasi gandul? Pertanyaan sederhana ini ternyata sulit menemukan jawabnya. Hampir tidak ada jawaban memuaskan, termasuk dari mereka yang berdagang nasi gandul. Satu-satunya jawaban yang agak masuk akal adalah karena nasi dan kuahnya "gemandul" (bergantung) di atas piring yang terlebih dulu dialasi daun pisang.

Lauk wajib untuk nasi gandul adalah tempe goreng. Seperti terlihat di foto, tempenya adalah jenis yang dibungkus individual. Tipis, padat, dan kering. Teksturnya yang garing itu sangat padan dengan tendangan kuah nasi gandul yang mantap. Tentu saja, lauk-pauk gorengan lainnya juga cocok untuk mendampingi nasi gandul.

Bahan Nasi Gandul :
500 gr daging sapi, potong2 uk. daging empal
2 ltr air
700ml santan encer
1 btg sereh, geprek
1 lbr daun salam
5 sdm kecap manis
1 sdt gula pasir
1 sdt gula merah disisir
Garam secukupnya
Bumbu haluskan :

4 siung bw putih
3 bh bw merah
3 bh cabe merah
4 btr kemiri
1 sdm ketumbar
½ sdm merica
1 sdt jinten
1 ruas ibu jari kencur
1 ruas ibu jari jahe
1 ruas ibu jari lengkuas

Cara membuat Nasi Gandul :
Rebus daging bersama air hg setengah empuk.b uang bagian rebusan air daging yg keruh tumis bumbu halus hg harum, masukkan ke dlm air rebusan daging bersama sereh dan daun salam, masukkan santan, rebus terus hingga mendidih, tambahkan kecap, gula pasir, gula merah, dan garam, cicipi Rebus terus hingga daging empuk, angkat daging, goreng hingga kecoklatan, lalu potong-potong

Cara penyajian Nasi Gandul :
Tata nasi di piring yang dialasi daun pisang
Beri beberapa potongan daging diatasnya lalu siram dengan kuah panas banyak-banyak. Taburi bawang goreng, kecap manis dan sambal cabe rawit.
Sajikan pula dengan tempe goreng, jeroan goreng, perkedel, dan telur kecap.
Sambal : rebus cabe rawit lalu haluskan, campur dengan sedikit kuah.

Kalau sedang di Pati, makanan berkuah yang gurih ini paling cocok disantap dengan di dampingi es sirup kawista yang aromanya sangat harum.


SELAMAT DATANG DIBLOG SAYA - SEMOGA BERMANFAAT